Foto: Alinear.com
Di
tengah hiruk-pikuk ibu kota, Komunitas Salihara hadir sebagai oase bagi para
pencinta seni dan pemikir bebas. Didirikan pada 8 Agustus 2008 oleh Goenawan
Mohamad bersama rekan-rekannya, komunitas ini menjadi pusat kesenian
multidisiplin swasta pertama di Indonesia. Berlokasi di Jalan Salihara No. 16,
Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Komunitas Salihara tidak hanya menjadi tempat
pertunjukan seni, tetapi juga ruang dialog dan refleksi intelektual.
Cikal
bakal Komunitas Salihara berakar dari Komunitas Utan Kayu yang didirikan pada
tahun 1994. Komunitas ini merupakan wadah bagi sastrawan, seniman, wartawan,
dan intelektual yang ingin memelihara kebebasan berpikir dan berekspresi.
Dengan semakin berkembangnya aktivitas seni dan budaya, kebutuhan akan ruang
yang lebih representatif mendorong pendirian Komunitas Salihara.
Komunitas
Salihara mengusung semangat untuk menjaga kebebasan berpikir dan berekspresi,
menghormati perbedaan, serta menumbuhkan dan menyebarkan kekayaan artistik dan
intelektual. Dalam menjalankan misinya, komunitas ini membuka ruang bagi
berbagai bentuk kesenian dan pemikiran, menjadikannya sebagai tempat bertemunya
beragam latar belakang dan ide.
Kompleks
Komunitas Salihara terdiri dari beberapa bangunan utama, termasuk Teater
Salihara, Galeri Salihara, dan Anjung Salihara yang mencakup Studio Tari,
Studio Musik, Wisma Seni, Teater Anjung, serta ruang serbaguna dan perkantoran.
Salah satu fitur uniknya adalah teater Black Box yang fleksibel dan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pertunjukan, dilengkapi dengan sistem pencahayaan
canggih dan kapasitas penonton sekitar 400 orang.
Komunitas
Salihara menyelenggarakan berbagai program seni dan budaya secara rutin, antara
lain:
· SIPFEST
(Salihara International Performing Arts Festival): Festival seni pertunjukan
internasional yang menampilkan berbagai pertunjukan dari dalam dan luar negeri.
· LIFEs
(Literature & Ideas Festival): Festival sastra dan ide yang menghadirkan
diskusi, pameran, dan pertunjukan yang mengeksplorasi hubungan antara sastra
dan pemikiran.
· Helateater
dan Helatari: Program dua tahunan yang memberikan ruang bagi pelaku teater dan
tari untuk menampilkan karya mereka, seperti tema "Teater Objek"
dalam Helateater 2023.
· Jazz
Buzz Salihara: Konser musik jazz yang menampilkan musisi ternama Indonesia,
seperti Tohpati Bertiga dan Sri Hanuraga.
· Seri
Kuliah Umum Salihara: Kelas dan diskusi yang membahas berbagai topik, termasuk
filsafat dan isu-isu kontemporer.
Komunitas
Salihara juga dikenal dengan program edukasinya, seperti kelas filsafat yang
membahas hubungan antara manusia dan dunia digital. Kelas ini mengajak peserta
untuk memahami perubahan dan kenyataan masa kini melalui perspektif filsafat,
dengan materi seperti "Zen, Ilusi Ego dan Internet" serta
"Nietzsche dan Cyborg".
Sebagai
pusat seni independen, Komunitas Salihara berkomitmen untuk memelihara
kebebasan berpikir dan berekspresi. Dengan membuka ruang bagi berbagai bentuk
kesenian dan pemikiran, komunitas ini menjadi tempat bertemunya beragam latar
belakang dan ide, menciptakan lingkungan yang inklusif dan dinamis.
Komunitas
Salihara telah membuktikan dirinya sebagai pusat seni dan budaya yang tidak
hanya menampilkan pertunjukan berkualitas, tetapi juga menjadi ruang dialog dan
refleksi intelektual. Dengan berbagai program dan fasilitasnya, komunitas ini
terus berkontribusi dalam memperkaya kehidupan seni dan budaya di Jakarta,
serta menjaga semangat kebebasan berpikir dan berekspresi