Belakangan
ini, banyak yang memperdebatkan soal minat literasi masyarakat Indonesia yang
masih dianggap rendah. Banyak laporan dan survei yang mengungkapkan
kekhawatiran tentang rendahnya minat baca di Indonesia. Namun, jika kita
melihat data terbaru, kita bisa menyimpulkan bahwa anggapan ini sudah mulai
berubah, meskipun tantangan masih ada.
Pada
tahun 2024, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Indonesia tercatat
mencapai angka 73,52, melampaui target nasional sebesar 71,4 dan hasil tahun
sebelumnya yang berada di angka 69,42. Hal ini menunjukkan adanya perkembangan
positif dalam tingkat literasi masyarakat. Bahkan, Tingkat Gemar Membaca (TGM)
Indonesia juga mengalami peningkatan yang signifikan, dari 66,70 menjadi 72,44.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin terbuka terhadap
kebiasaan membaca dan literasi secara umum.
Namun,
meskipun ada kemajuan, tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada tantangan besar
yang harus dihadapi. Salah satunya adalah literasi digital. Indonesia masih
tertinggal jauh dalam hal literasi digital, dengan skor hanya 3,5 dari skala 5.
Ini menunjukkan bahwa meskipun masyarakat mulai membaca lebih banyak, akses
terhadap informasi yang lebih kompleks dan beragam, terutama di dunia digital,
masih terbatas bagi sebagian besar masyarakat.
Selain
itu, faktor geografis dan ekonomi masih mempengaruhi minat baca. Masyarakat di
daerah terpencil sering kali sulit mendapatkan akses ke buku atau materi bacaan
berkualitas. Pemerintah dan berbagai lembaga pendidikan pun sudah melakukan
berbagai upaya untuk mengatasi hal ini, seperti distribusi buku ke
daerah-daerah terpencil dan memperkenalkan literasi digital melalui platform
online.
Sebagai
masyarakat yang semakin digital, kita harus merubah cara pandang terhadap
literasi. Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca buku teks tebal,
tetapi juga tentang kemampuan menyerap informasi dari berbagai sumber dengan
cara yang lebih praktis. Literasi digital, misalnya, kini menjadi salah satu
kemampuan penting yang banyak dikuasai oleh anak muda Indonesia.
Peningkatan minat literasi ini tentu patut diapresiasi. Namun, kita harus terus memperhatikan tantangan yang ada, terutama dalam hal pemerataan akses literasi digital dan penguatan budaya membaca di kalangan masyarakat. Dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, bukan tidak mungkin Indonesia dapat mewujudkan budaya literasi yang lebih merata dan berkembang pesat di masa depan.