Jakarta, 15 Maret 2025 – Minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah berdasarkan data UNESCO, yang mencatat indeks minat baca hanya sebesar 0,001%. Ini berarti hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang memiliki minat baca tinggi. Selain itu, survei Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019 menempatkan Indonesia di peringkat ke-62 dari 70 negara dalam hal kemampuan literasi.
Bazar buku murah yang diselenggarakan oleh Jakpro |
Meskipun
demikian, berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan literasi, khususnya
di kalangan generasi muda. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa telah mengadakan
program Pemberdayaan Komunitas Literasi di berbagai provinsi, termasuk DKI
Jakarta. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya membaca dan menulis di
tengah masyarakat. Selain itu, berbagai kegiatan seperti lokakarya literasi,
bedah buku, serta diskusi terbuka semakin digencarkan untuk menarik minat baca
masyarakat.
Selain
itu, pemerintah mengalokasikan dana bantuan untuk 340 komunitas penggerak
literasi di Indonesia. Setiap komunitas terpilih menerima bantuan senilai Rp50
juta guna memperkuat program literasi mereka. Langkah ini diharapkan dapat
memberikan dampak positif terhadap peningkatan minat baca, khususnya di
kalangan pelajar dan mahasiswa. Beberapa komunitas literasi juga menggandeng
pegiat media sosial untuk mempromosikan pentingnya membaca melalui
konten-konten kreatif yang lebih menarik bagi anak muda.
Kendati
data menunjukkan bahwa minat baca masih rendah, adanya peningkatan jumlah
komunitas literasi dan berbagai program pemerintah yang mendukung literasi
menunjukkan adanya tren perbaikan. Namun, data spesifik mengenai peningkatan
minat terhadap sastra di kalangan generasi muda masih perlu diteliti lebih
lanjut. Sebagian pengamat literasi menilai bahwa faktor utama yang menghambat
perkembangan literasi adalah kurangnya akses terhadap buku berkualitas dan
rendahnya kebiasaan membaca sejak usia dini.
Dengan
adanya berbagai upaya ini, diharapkan minat baca dan literasi masyarakat
Indonesia dapat meningkat, sehingga membentuk generasi yang lebih kritis dan
berwawasan luas. Selain itu, keterlibatan aktif dari seluruh elemen masyarakat,
termasuk orang tua, sekolah, dan komunitas literasi, menjadi kunci utama dalam
membangun budaya membaca yang lebih kuat di masa depan.
Teks: Intan Safitri