Tuesday, March 18, 2025

Minat Baca Rendah, Upaya Peningkatan Literasi Terus Dilakukan

Jakarta, 15 Maret 2025 – Minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah berdasarkan data UNESCO, yang mencatat indeks minat baca hanya sebesar 0,001%. Ini berarti hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang memiliki minat baca tinggi. Selain itu, survei Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019 menempatkan Indonesia di peringkat ke-62 dari 70 negara dalam hal kemampuan literasi.

Bazar buku murah yang diselenggarakan oleh Jakpro


Meskipun demikian, berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan literasi, khususnya di kalangan generasi muda. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa telah mengadakan program Pemberdayaan Komunitas Literasi di berbagai provinsi, termasuk DKI Jakarta. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya membaca dan menulis di tengah masyarakat. Selain itu, berbagai kegiatan seperti lokakarya literasi, bedah buku, serta diskusi terbuka semakin digencarkan untuk menarik minat baca masyarakat.

Selain itu, pemerintah mengalokasikan dana bantuan untuk 340 komunitas penggerak literasi di Indonesia. Setiap komunitas terpilih menerima bantuan senilai Rp50 juta guna memperkuat program literasi mereka. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan minat baca, khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa. Beberapa komunitas literasi juga menggandeng pegiat media sosial untuk mempromosikan pentingnya membaca melalui konten-konten kreatif yang lebih menarik bagi anak muda.

Kendati data menunjukkan bahwa minat baca masih rendah, adanya peningkatan jumlah komunitas literasi dan berbagai program pemerintah yang mendukung literasi menunjukkan adanya tren perbaikan. Namun, data spesifik mengenai peningkatan minat terhadap sastra di kalangan generasi muda masih perlu diteliti lebih lanjut. Sebagian pengamat literasi menilai bahwa faktor utama yang menghambat perkembangan literasi adalah kurangnya akses terhadap buku berkualitas dan rendahnya kebiasaan membaca sejak usia dini.

Dengan adanya berbagai upaya ini, diharapkan minat baca dan literasi masyarakat Indonesia dapat meningkat, sehingga membentuk generasi yang lebih kritis dan berwawasan luas. Selain itu, keterlibatan aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua, sekolah, dan komunitas literasi, menjadi kunci utama dalam membangun budaya membaca yang lebih kuat di masa depan.


Teks: Intan Safitri



Bacaan Wajib Generasi Z untuk Masa Depan yang Cerah

  Membaca merupakan salah satu cara terbaik bagi generasi muda untuk memperluas wawasan, memperkaya pemikiran, dan menemukan inspirasi dalam...