(Foto:
Suparno/detik.com)
Jakarta
– Dalam rangka memperingati Hari Buku dan Hari Kartini, komunitas perempuan
Pena Perajut Aksara meluncurkan antologi bertajuk Aku (tidak) Baik-baik Saja.
Buku ini menjadi ruang bagi 20 perempuan Sidoarjo untuk berbagi kisah tentang
perjuangan menghadapi tekanan hidup, kecemasan, dan depresi.
Peluncuran
yang berlangsung pada 24 April 2025 itu dikemas dalam nuansa tradisional. Para
penulis tampil mengenakan kebaya berwarna ungu, simbol keteguhan dan harapan,
untuk mempertegas semangat Kartini masa kini.
Koordinator
Pena Perajut Aksara, Bunda Melati, mengungkapkan bahwa karya ini lahir dari
keresahan yang dirasakan para perempuan, khususnya para ibu. Menurutnya, lewat
tulisan, mereka ingin menyuarakan bahwa tidak apa-apa jika merasa tidak
baik-baik saja.
"Kami
ingin menunjukkan bahwa mengakui ketidakbaikan adalah langkah awal untuk
bangkit. Setiap cerita di buku ini adalah perjalanan menemukan kekuatan,"
ujar Melati.
Buku
setebal 227 halaman ini berisi kisah-kisah nyata yang ditulis oleh para anggota
komunitas dari berbagai latar profesi, seperti ibu rumah tangga, guru,
pengusaha, hingga jurnalis. Setiap narasi mencerminkan pergulatan batin dan
proses pemulihan yang sering kali tersembunyi di balik rutinitas harian
perempuan.
Salah
satu cerita yang mencuri perhatian berjudul "Bayang di Balik Marmer."
Kisah ini menceritakan tentang seorang pemahat patung yang harus menghadapi
kehancuran karya sekaligus dirinya sendiri. Namun, melalui perjalanan
penyembuhan, tokoh dalam kisah itu mampu menemukan kembali jati dirinya.
"Kisah
itu sangat mewakili banyak dari kami. Pernah merasa hancur, namun memilih untuk
bangkit dan berkarya," ungkap Dhian HP, salah satu kontributor yang juga
berprofesi sebagai kreator konten.
Sejak
berdiri pada 2018, komunitas Pena Perajut Aksara telah menghasilkan delapan
buku antologi. Komunitas ini konsisten mengangkat tema-tema kehidupan perempuan
dengan pendekatan jujur dan empatik.
Peluncuran
buku ini juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya dari Farida
Anwari, Komisaris Utama RS Anwar Medika. Ia menyebut karya tersebut memiliki
peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
menjaga kesehatan mental, terutama di kalangan ibu-ibu.
"Kesehatan
mental sering kali terabaikan. Buku ini menjadi bentuk edukasi yang menyentuh,
mengingatkan bahwa perempuan juga perlu merawat dirinya," ujar Farida.
Buku
Aku (tidak) Baik-baik Saja menjadi bukti bahwa suara perempuan tidak hanya
untuk didengar, tetapi juga untuk dimaknai sebagai bagian dari perubahan sosial
yang lebih sehat dan inklusif.