Sunday, April 27, 2025

Pena Perajut Aksara Luncurkan Buku Aku Tidak Baik Baik Saja di Hari Kartini

 

(Foto: Suparno/detik.com)

Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Buku dan Hari Kartini, komunitas perempuan Pena Perajut Aksara meluncurkan antologi bertajuk Aku (tidak) Baik-baik Saja. Buku ini menjadi ruang bagi 20 perempuan Sidoarjo untuk berbagi kisah tentang perjuangan menghadapi tekanan hidup, kecemasan, dan depresi.

Peluncuran yang berlangsung pada 24 April 2025 itu dikemas dalam nuansa tradisional. Para penulis tampil mengenakan kebaya berwarna ungu, simbol keteguhan dan harapan, untuk mempertegas semangat Kartini masa kini.

Koordinator Pena Perajut Aksara, Bunda Melati, mengungkapkan bahwa karya ini lahir dari keresahan yang dirasakan para perempuan, khususnya para ibu. Menurutnya, lewat tulisan, mereka ingin menyuarakan bahwa tidak apa-apa jika merasa tidak baik-baik saja.

"Kami ingin menunjukkan bahwa mengakui ketidakbaikan adalah langkah awal untuk bangkit. Setiap cerita di buku ini adalah perjalanan menemukan kekuatan," ujar Melati.

Buku setebal 227 halaman ini berisi kisah-kisah nyata yang ditulis oleh para anggota komunitas dari berbagai latar profesi, seperti ibu rumah tangga, guru, pengusaha, hingga jurnalis. Setiap narasi mencerminkan pergulatan batin dan proses pemulihan yang sering kali tersembunyi di balik rutinitas harian perempuan.

Salah satu cerita yang mencuri perhatian berjudul "Bayang di Balik Marmer." Kisah ini menceritakan tentang seorang pemahat patung yang harus menghadapi kehancuran karya sekaligus dirinya sendiri. Namun, melalui perjalanan penyembuhan, tokoh dalam kisah itu mampu menemukan kembali jati dirinya.

"Kisah itu sangat mewakili banyak dari kami. Pernah merasa hancur, namun memilih untuk bangkit dan berkarya," ungkap Dhian HP, salah satu kontributor yang juga berprofesi sebagai kreator konten.

Sejak berdiri pada 2018, komunitas Pena Perajut Aksara telah menghasilkan delapan buku antologi. Komunitas ini konsisten mengangkat tema-tema kehidupan perempuan dengan pendekatan jujur dan empatik.

Peluncuran buku ini juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya dari Farida Anwari, Komisaris Utama RS Anwar Medika. Ia menyebut karya tersebut memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama di kalangan ibu-ibu.

"Kesehatan mental sering kali terabaikan. Buku ini menjadi bentuk edukasi yang menyentuh, mengingatkan bahwa perempuan juga perlu merawat dirinya," ujar Farida.

Buku Aku (tidak) Baik-baik Saja menjadi bukti bahwa suara perempuan tidak hanya untuk didengar, tetapi juga untuk dimaknai sebagai bagian dari perubahan sosial yang lebih sehat dan inklusif.

Bacaan Wajib Generasi Z untuk Masa Depan yang Cerah

  Membaca merupakan salah satu cara terbaik bagi generasi muda untuk memperluas wawasan, memperkaya pemikiran, dan menemukan inspirasi dalam...